Page

Selasa, 15 November 2011

Makan Minum sambil berdiri, Menyalahi sunnah ?

“Ustadz, koq ustadz makannya sambil berdiri sih !“, celoteh seorang siswi kelas 3 SDIT di sebuah daerah di wilayah Tangerang-Banten.
 
Celotehan gadis kecil tersebut terdengar polos namun bermakna. Gadis kecil tersebut menegur ustadznya yang makan sambil berdiri. Seharusnya seorang ustadz memberikan teladan siswa-siswinya dengan tidak makan sambil berdiri. Mungkin ustadz tersebut sedang khilaf dan Allah mengingatkannya melalui seorang gadis kecil yang polos. Memang tidak bisa dipungkiri kebiasaan makan dan minum sambil berdiri masih sulit untuk dihilangkan. Apalagi kalau melihat orang-orang yang mafhum dalam masalah agama masih sering melakukannya. Padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak mengajarkan umatnya untuk makan dan minum sambil berdiri, malah terkadang ada yang sambil berjalan.
 
Bagi orang-orang yang hidup di negara maju, kebiasaan yang satu ini memang sudah menjadi trend, dengan alasan efisiensi waktu. Di Jepang, Amerika, Australia, dan Inggris hal seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah. Selain itu, banyak acara jamuan makan yang diadakan di Amerika dilakukan sambil berdiri, terlebih lagi ketika garden party. Itu wajar karena negara-negara tersebut bukanlah negara yang bernafaskan Islam dan umat Islam di negara-negara tersebut adalah kaum minoritas. Namun, siapa sangka ternyata kebiasaan tersebut sudah mulai ditiru oleh beberapa negara Islam yang sudah terkena virus “sipilis“ alias sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme seperti negara Mesir. Orang makan sambil berdiri ataupun minum sambil berjalan di pinggiran jalan sudah menjadi hal yang lumrah dan bukan suatu hal yang tabu di negeri Nabi Musa ‘alaihi salam tersebut.
 
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
 
“Dari Anas dan Qatadah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qatadah berkata :“Bagaimana dengan makan?“ Beliau menjawab :“Itu lebih buruk“. (HR. Muslim dan Tirmidzi)
 
Dan juga sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Muslim :
 
Bersabda Nabi dari Abu Hurairah, “Jangan kalian minum sambil berdiri! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan!“ (HR. Muslim)
 
Memang ada beberapa hadits lain dalam Riyadh ash-Shôlihîn yang menyebutkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah minum sambil berdiri. Salah satunya ketika beliau diberi air zamzam oleh Ibnu Abbas dan beliau meminumnya sambil berdiri. Rasulullah meminum air zamzam tersebut sambil berdiri dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk. Dan beliau melakukan tersebut dalam keadaan yang mendesak dan tidak menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan. Makan dan minum sambil duduk lah yang lebih beliau prioritaskan. Dalam keadaan mendesak yang mengharuskan seorang Muslim untuk makan atau pun minum sambil berdiri seperti penuh sesaknya manusia di tempat-tempat suci atau dalam ibadah haji atau pun umrah, maka diperbolehkan. Disamping itu, ternyata makan dan minum sambil berdiri tidak baik untuk kesehatan.
 
Menurut dr. Abdurrazaq Al-Kailani minum dan makan sambil duduk lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan. Karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Selain itu, minum sambil berdiri dapat menyebabkan jatuhnya cairan ke dalam usus dengan keras dan menabrak dinding-dinding usus secara kasar. Apabila hal tersebut dilakukan secara kontinu dalam waktu yang lama, maka akan menyebabkan usus menjadi melar dan jatuh, dan akhirnya mengalami disfungsi pencernaan. Sama halnya dengan makan dan minum sambil berjalan. Makan dan minum sambil berjalan adalah sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis, dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
 
Menurut dr. Ibrahim Al-Rawi dalam sebuah artikel yang berjudul “Larangan Minum Sambil Berdiri“ di majalah Qiblati edisi 04, manusia pada saat berdiri dalam keadaan tegang. Organ keseimbangan dalam pusat syaraf sedang bekerja keras, agar mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga dapat berdiri dengan stabil dan sempurna. Ini merupakan pekerjaan yang sangat teliti dan membutuhkan partisipasi dari semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan yang membuat manusia menjadi tidak tenang dan rileks. Padahal syarat terpenting supaya dapat makan dan minum dengan baik adalah tenang dan rileks sehingga makanan atau pun minuman yang masuk ke dalam lambung dapat dicerna dengan baik. Dalam keadaan duduk, syaraf dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap menerima makanan dan minuman dengan cepat.
Add caption
 
Dokter Al-Rawi juga menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap dalam keadaan berdiri dapat berdampak pada refleksi syaraf yang dilakukan oleh reaksi syaraf kelana (syaraf otak kesepeluh) yang banyak menyebar di lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, maka dapat menyebabkan tidak berfungsinya syaraf (Vagal Inhibitoin) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan bahkan meninggal. Disamping itu makan dan minum sambil berdiri yang dilakukan secara kontinu dapat membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Menurut para dokter 95% luka pada lambung terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.
 
Selain itu, minum sambil duduk membuat air yang masuk disaring terlebih dahulu oleh Spinchter. Spinchter adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka dan menutup. Setiap air minum yang masuk akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Spinchter adalah gerbang yang berkontraksi (menutup) dan melakukan rileksi (membuka) dan memiliki jumlah otot 50 yang tersebar di berbagai saluran lubang manusia.
 
Contohnya spinchter yang terdapat di dalam tenggorokan yang disebut epiglotis. Epiglotis digunakan untuk menutup tenggorokan saat menelan, supaya tidak ada makanan atau cairan yang masuk ke dalam paru-paru. Spinchter memiliki peran yang penting dalam urusan sekresi.
 
Oleh karena itu, air yang diminum sambil berdiri akan langsung jatuh ke kandung kemih tanpa disaring lagi. Dan apabila tidak terjadi penyaringan dan langsung menuju kandung kemih, maka akan terjadi pengendapan pada saluran ureter, karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Dan hal inilah yang sering menyebabkan penyakit kristal ginjal. Sebuah penyakit yang cukup parah yang disebabkan oleh hal yang terlihat sepele. So, apa salahnya kita mencoba hidup sehat dengan membiasakan diri untuk tidak minum dan makan sambil berdiri?
 
Wallahu a’lam bishowab
By : Ar-Rayyan

Senin, 14 November 2011

بسم الله والحمد لله وصلى الله على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن اهتدى بهداه، أما بعد

Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramida di mesir, inilah semua keajaiban dunia yang kita kenal. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib, karena di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi. Mungkin para pembaca bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?

Memang tujuh keajaiban lain yang kami akan sajikan di hadapan pembaca sekalian belum pernah ditayangkan di TV, tidak pernah disiarkan di radio-radio dan belum pernah dimuat di media cetak. Tujuh keajaiban dunia itu adalah:

1. Hewan Berbicara di Akhir Zaman

Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,

“Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami“.

Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas, “Hewan ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi. Konon kabarnya, dari Makkah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)]

Hewan aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yang dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Sesungguhnya tak akan tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan api yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring manusia“. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]


2. Pohon Kurma yang Menangis

Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi di zaman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- , mengapa sampai pohon ini menangis? Kisahnya, Jabir bin Abdillah-radhiyallahu ‘anhu- bertutur,

“Jabir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Adalah dahulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang kurma, maka tatkala diletakkan mimbar baginya, kami mendengar sebuah suara seperti suara unta dari pohon kurma tersebut hingga Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun kemudian beliau meletakkan tangannya di atas batang pohon kurma tersebut” .[HR.Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (876)]

Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu- berkata,

“Dulu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang korma itu pun merintih. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang korma itu (untuk menenangkannya)“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)]


3. Untaian Salam Batu Aneh

Mungkin kalau seekor burung yang pandai mengucapkan salam adalah perkara yang sering kita jumpai. Tapi bagaimana jika sebuah batu yang mengucapkan salam. Sebagai seorang hamba Allah yang mengimani Rasul-Nya, tentunya dia akan membenarkan seluruh apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya, seperti pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya bahwa ada sebuah batu di Mekah yang pernah mengucapkan salam kepada beliau sebagaimana dalam sabdanya,

Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang“.[HR.Muslim dalam Shohih-nya (1782)].


4. Pengaduan Seekor Onta

Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang memiliki perasaan, bahkan hewan pun memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan jika ada manusia yang tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah daripada hewan. Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mengungkapkan perasaannya.

Abdullah bin Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Pada suatu hari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah memboncengku dibelakangnya, kemudian beliau membisikkan tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung untuk buang hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. lalu beliau masuk kedalam kebun laki-laki Anshar. Tiba tiba ada seekor onta. Tatkala Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka onta itu merintih dan bercucuran air matanya. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya seraya mengusap dari perutnya sampai ke punuknya dan tulang telinganya, maka tenanglah onta itu. Kemudian beliau bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta ini milik siapa?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Onta itu milikku, wahai Rasulullah”.

Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]


5. Kesaksian Kambing Panggang

Kalau binatang yang masih hidup bisa berbicara adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi nyata. Kisah kambing panggang yang berbicara ini terdapat dalam hadits berikut:

Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata,

“Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menerima hadiah, dan tak mau makan shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan sebagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang ini mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun“.

Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengirim (utusan membawa surat), “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku merasakan sakit akibat makanan yang telah aku makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat nadi leherku terputus“. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]


6. Batu yang Berbicara

Setelah kita mengetahu adanya batu yang mengucapkan salam, maka keajaiban selanjutnya adalah adanya batu yang berbicara di akhir zaman. Jika kita pikirkan, maka terasa aneh, tapi demikianlah seorang muslim harus mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, baik yang masuk akal, atau tidak. Karena Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah pernah berbicara sesuai hawa nafsunya, bahkan beliau berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah Yang Mengetahui segala perkara ghaib.

Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shohih-nya (2922)]

Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah- berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Lihat Fathul Bari (6/610)]


7. Semut Memberi Komando

Mungkin kita pernah mendengar cerita fiktif tentang hewan-hewan yang berbicara dengan hewan yang lain. Semua itu hanyalah cerita fiktif belaka alias omong kosong. Tapi ketahuilah wahai para pembaca, sesungguhnya adanya hewan yang berbicara kepada hewan yang lain, bahkan memberi komando, layaknya seorang komandan pasukan yang memberikan perintah. Hewan yang memberi komando tersebut adalah semut. Kisah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an,

“Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh“. (QS.An-Naml: 16-19).

Inilah beberapa perkara yang lebih layak dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang menghebohkan, dan mencengangkan seluruh manusia. Orang-orang beriman telah lama meyakini dan mengimani perkara-perkara ini sejak zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sampai sekarang. Namun memang kebanyakan manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu. Oleh karena itu, kami mengangkat hal itu untuk mengingatkan kembali, dan menanamkan aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin.

Macam - macam sunnah yang dianjurkan untuk umat Islam

1. Menjawab Adzan


- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Dari Abu Said Al Khudri
إِذَا سَمِعْتُمْ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Apabila kalian mendengar azan, maka jawablah dengan seperti apa yang diucapkan muazzin.” (HR. Al-Bukhari no. 9 dan Muslim no. 383)

- Dari Muawiah bin Abi Sufyan -radhiallahu anhu- bahwa:
“Tatkala muazzin mengucapkan, ‘HAYYA ALASH SHALAH’ (Marilah melaksanakan shalat) ‘, dia (Muawiah) menjawab, “LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH’ (Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan izin Allah) ‘. Dia berkata, “Demikianlah kami mendengar Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.” (HR. Al-Bukhari no. 91)


b. Membaca Shalawat untuk Nab Muhammad

Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma dimana beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Apabila kalian mendengarkan adzan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan mu’adzin kemudian bersholawatlah kepadaku. Karena barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, kemudian mintalah kepada Allah wasilah karena itu adalah tempat di surga yang tidak layak kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan saya berharap sayalah yang mendapatkannya, maka barangsiapa yang memintakan untukku wasilah niscaya halal syafa’at baginya.“[ HR.Muslim 384].

c. Berdoa setelah adzan

Membaca doa setelah adzan, serperti yang disebutkan dalam hadits, “Barang siapa yang setelah adzan membaca : ( ‘Allahumma rabba hadzihid-da’watit-tammah, was-shalatil-qa-imah, ‘ati Muhammadanil-wasilata wal-fadhilah, wab’atshu maqamam-mahmudanil ladzi wa’adtah : Ya Allah, pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat yang wajib didirikan, berilah Nabi Muhammad al-washilah (derajat di surga) dan keutamaan, dan bangkitkan dia sehingga bisa menempati tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan’),maka dia berhak untuk mendapatkan syafaatku pada Hari Kiamat” (HR Bukhari no 614, dari Saad bin Abi Waqash ra).


d.Berdoa diantara Adzan dan Iqamah

Rasulullah saw bersabda ” Doa diantara adzan dan iqamah tidak akan ditolak” (Musnad Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi). Hendaklah setiap muslim selalu memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang berharga saat doa tidak akan ditolak.


e. Tidak meninggalkan masjid setelah adzan

Hendaklah orang-orang yang berada di dalam masjid tidak meninggalkan masjid setelah adzan dikumandangkan, kecuali untuk urusan yang penting sekali. Diriwayatkan Abu Hurairah saat melihat seseorang meninggalkan masjid setelah adzan berkumandang, dia berkata “orang ini telah bermaksiat kepada Nabi Muhammad saw” (HR Muslim no 655, dari Abu Hurairah ra).


Beberapa masalah seputar menjawab:

a. Jika seseorang mendengar azan dari dua masjid atau lebih, maka:
1. Jika dia bisa menjawab azan dari kedua masjid tersebut maka itu yang lebih utama.
2. Jika tidak bisa maka dia bisa memilih salah satu dari keduanya, utamanya menjawab azan masjid yang terdekat dengannya atau dimana dia akan mengerjakan shalat.

b. Tidak disyariatkan menjawab azan dari selain muazzin untuk shalat, misalnya sedang diadakan lomba azan atau azannya hanya berupa rekaman suara seperti yang ada pada televisi dan radio.

c. Barangsiapa yang mendengar azan sementara dia dalam wc atau sedang shalat sunnah atau sedang dalam keadaan yang tidak memungkinkan baginya untuk menjawab azan, maka dia mengundurkan menjawab azannya hingga selesai pekerjaannya, berdasarkan keumuman hadits Abu Said di atas, wallahu a’lam.tAl-Khudri

e. Kecuali jika dia masuk masjid pada hari jumat sementara azan dikumandangkan dan imam sudah duduk di atas mimbar, maka disunnahkan bagi dia untuk shalat tahiyatul masjid terlebih dahulu karena mendengarkan khutbah hukumnya wajib. Demikian disebutkan dalam Al-Inshaf (1/427).

Copy dari banyak sumber