Page

Kamis, 13 Juni 2013

Pengertian Hadits dan macam-macam Hadits


Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.


Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah.

Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini.
  • Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi
    • Hadits Mutawatir
    • Hadits Ahad
      • Hadits Shahih
      • Hadits Hasan
      • Hadits Dha'if
  • Menurut Macam Periwayatannya
    • Hadits yang bersambung sanadnya (hadits Marfu' atau Maushul)
    • Hadits yang terputus sanadnya
      • Hadits Mu'allaq
      • Hadits Mursal
      • Hadits Mudallas
      • Hadits Munqathi
      • Hadits Mu'dhol
  • Hadits-hadits dha'if disebabkan oleh cacat perawi
    • Hadits Maudhu'
    • Hadits Matruk
    • Hadits Mungkar
    • Hadits Mu'allal
    • Hadits Mudhthorib
    • Hadits Maqlub
    • Hadits Munqalib
    • Hadits Mudraj
    • Hadits Syadz
  • Beberapa pengertian dalam ilmu hadits
  • Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer
     
I. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya Perawi

I.A. Hadits Mutawatir

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:
  1. Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.
  2. Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath'iy.
  3. Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.    
I.B. Hadits Ahad
 
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah "zhonniy". Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha'if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:

I.B.1. Hadits Shahih
Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu'allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
  1. Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an.
  2. Harus bersambung sanadnya
  3. Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.
  4. Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)
  5. Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
  6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.
I.B.2. Hadits Hasan
Ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.

I.B.3. Hadits Dha'if
Ialah hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.

II. Menurut Macam Periwayatannya

II.A. Hadits yang bersambung sanadnya
Hadits ini adalah hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini disebut hadits Marfu' atau Maushul.

II.B. Hadits yang terputus sanadnya

II.B.1. Hadits Mu'allaq
Hadits ini disebut juga hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dha'if.

II.B.2. Hadits Mursal
Disebut juga hadits yang dikirim yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadits itu.

II.B.3. Hadits Mudallas
Disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad ataupun pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.

II.B.4. Hadits Munqathi
Disebut juga hadits yang terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in.

II.B.5. Hadits Mu'dhol
Disebut juga hadits yang terputus sanadnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'it dan tabi'in dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi'in yang menjadi sanadnya. Kesemuanya itu dinilai dari ciri hadits Shahih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dha'if.

III. Hadits-hadits dha'if disebabkan oleh cacat perawi

III.A. Hadits Maudhu'
Yang berarti yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.

III.B. Hadits Matruk
Yang berarti hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.

III.C. Hadits Mungkar
Yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.

III.D. Hadits Mu'allal
Artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits Ma'lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu'tal (hadits sakit atau cacat).

III.E. Hadits Mudhthorib
Artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.

III.F. Hadits Maqlub
Artinya hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).

III.G. Hadits Munqalib
Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.

III.H. Hadits Mudraj
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.

III.I. Hadits Syadz
Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits Mahfudz.

IV. Beberapa pengertian (istilah) dalam ilmu hadits

IV.A. Muttafaq 'Alaih
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari - Muslim.

IV.B. As Sab'ah
As Sab'ah berarti tujuh perawi, yaitu:
  1. Imam Ahmad
  2. Imam Bukhari
  3. Imam Muslim
  4. Imam Abu Daud
  5. Imam Tirmidzi
  6. Imam Nasa'i
  7. Imam Ibnu Majah
IV.C. As Sittah
Yaitu enam perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal.

IV.D. Al Khamsah
Yaitu lima perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Bukhari dan Imam Muslim.

IV.E. Al Arba'ah
Yaitu empat perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.

IV.F. Ats tsalatsah
Yaitu tiga perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.

IV.G. Perawi
Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.

IV.H. Sanad
Sanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa disebut juga dengan Isnad berarti penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga.

IV.I. Matan
Matan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.
 
V. Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer
  1. Shahih Bukhari
  2. Shahih Muslim 
  3. Riyadhus Shalihin 
Sumber : http://trendmuslim.com/haditsweb-5-0-full-version-2/

Kisah Manusia Penghuni Langit


Kisah Islami.

Assalamu'alaikum wr. wb.

Selamat malam sahabat,
Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa ada seseorang yang akan menjadi penghuni langit. Siapakah beliau yang memiliki keistimewaan tersebut.

Karena begitu taat dan rasa sayangnya kepada ibundanya, laki-laki yang satu ini divonis oleh Utusan Allah SWT sebagai penghuni langitu sehingga banyak para sahabat yang meminta didoakan olehnya.


Kisahnya

Dialah Uwais Al Qarni.
Beliau adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di Yaman bersama ibunya yang sudah tua renta, lumpuh dan buta. Uwais tinggal dengan ibunya karena beliau tidak mempunyai lagi ahli keluarga. Beliau senantiasa merwat ibunya dengan penuh ketulusan dan kasih sayang serta mematuhi seluruh perintah ibunya.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, beliau bekerja menggembala kambing dan unta milik orang lain serta mendapatkan upah dari pekerjaan tersebut. Walaupun upah yang diterimanya hanya cukup untuk kebutuhan dirinya dan ibunya, namun ia tetap sabar dan senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang dianugrahkan kepadanya.

Apabila beliau mendapatkan upah yang berlebih, ia tak lupa untuk berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu.

Merawat Ibunya

Uwais juga dikenal sebagai sosok yang ahli ibadah.
Dia selalu berpuasa di siang hari dan pada malam harinya ia selalu bermunajat kepada Allah SWT untuk memohon petunjuk dan beristighfar. Meski demikian, pemuda yang hidup semasa dengan Rasulullah SAW ini memiliki kecintaan yang sangat luar biasa kepada Rasulullah.

Ia selalu merasa bersedih hati jika mendengar orang-orang yang bercerita tentang pertemuan mereka dengan Baginda Rasul, karena memang dia belum pernah berjumpa sekalipun dengan Nabinya tersebut.

Rasa rindu Uwais untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW semakin lama semakin dalam. Beliau ingin sekali memandang wajah Rasulullah SAW dari dekat serta ingin mendengar suaranya. Namun, kecintaannya kepada ibunya juga sangat luar biasa, ia merasa tidak tega untuk meninggalkan ibunyaq untuk bertemu dengan Nabi.

Di luar dugaan, si Ibu yang sebenarnya mengetahui cintanya kepada Baginda Nabi, tiba-tiba saja angkat bicara.
"Wahai Uwais anak ibu, Pergilah engkau menemui Rasulullah SAW di rumahnya. Setelah berjumpa, segeralah engkau pulang," kata Ibu Uwais.

Mendengar pernyataan ibunya tersebut, Uwais merasa sangat gembira luar biasa dan ia pun segera berkemas, mempersiapkan dirinya untuk pergi ke Madinah menemui Rasulullah SAW. Namun, ia tak lupa menyiapkan segala keperluan ibunya selama ia pergi ke Madinah. Ia selalu berpesan kepada orang-orang terdekatnya agar menjenguk ibunya sepeninggal Uwais ke Madinah.

Menemui Rasulullah SAW

Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, Uwais pun akhirnya tiba di Madinah dan ia pun langsung menuju rumah Rasulullah SAW.
Selepas mengucapkan salam, pintu rumah Nabi pun terbuka, namun yang beliau temui hanya Aisyah, sedangkan Rasulullah SAW ketika itu sedang berada di medan perang.

Uwais pun langsung merasa kecewa karena ia ingin segera bertemu Nabi dan segera pulang sebagaiman pesan ibunya.
Akhirnya ia pun memilih untuk segera pulang dan menitipkan pesan untuk Nabi kepada Aisyah.

Setelah perang usai, Rasulullah SAW kembali pulang ke Madinah dan ia langsung bertanya kepada Aisyah mengenai orang yang mencari beliau.
Belum sempat Aisyah menjawab, Nabi pun bersabda,
"Uwais anak yang taat kepada ibunya, dia adalah penghuni langit."
Aisyah pun sangat kaget dengan penuturan Nabi, karena Rasulullah rupanya sudah mengetahui siapa tamu yang ingin bertemu dengannya jauh-jauh hari.

Para sahabat tertegun, kemudian Nabi Muhammad SAW meneruskan keterangannya mengenai Uwais yang menjadi salah satu orang yang menghuni langit kepada orang orang-orang yang hadir di situ.
Baginda Nabi bersabda,
"Jika kamu ingin erjumpa dengan dia, perhatikanlah dia memiliki tanda puith di telapak tangannya."

Nabi juga berpesan kepada para sahabat,
"Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mohonlah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi."

Selepas Rasulullah SAW wafat, Umar dan Ali ra akhirnya bisa berjumpa dengan Uwais. Kemudia mereka berdua memohon doa dan istighfar dari Uwais. Umar juga berjanji untuk menyumbangkan uang dari Baitul Mal kepada Uwais.
Namun dengan bijaksana Uwais berkata,
"Hamba mohon, supaya hari ini saja hamba diketahui oleh orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui oleh orang lagi."

Apakah Uwais adalah seorang Malaikat?
Ataukah beliau adalah Malaikat yang menyamar menjadi manusia untuk merawat seorang Ibu?
Apakah Uwais memang hanya manusia biasa?
Wallahu A'lam.

Karena Sabda Nabi, pasti benar adanya.
Uwais bukan orang bumi, dia penghuni langit. Selain itu, pertemuannya dengan Umar dan Ali juga menjadi tanya tanya besar karena pertemuan mereka disuruh untuk merahasikan dan Uwais tidak ingin dilihat orang setelah itu.
Subahanallah....

Semoga kisah sahabat Uwais ini bisa menjadi cambuk buat kita semua agar senantiasa berbakti kepada ibu, ibu yang melahirkan kita dengan susah payah.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

sumber gambar: http://www.jazakallah.in/tag/mother/

Senin, 10 Juni 2013

Mahfudzot Kelas 1 KMI dan Penjelasannya.

-->

Bagi kalangan Pondok Pesantren penyebutan Mahfudzhat sudah tidak asing lagi, karena sudah menjadi mata pelajaran wajib di setiap Pondok Pesantren di samping mempelajari Bahasa Arab sebagai induk untuk memahaminya, akan tetapi agar para Santri ( Pelajar ) juga dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari mutiara Ulama - ulama terdahulu yang penyebutannya dalam Bahasa Arab. 
Mahfudhat menurut bahasa adalah Kata mutiara, yang dalam Bahasa Inggris di sebut Wise Word. akan tetapi Kata-kata mutiara yang terdapat dan di pelajari dalam kurikulum pelajaran Pondok Pesantren kebanyakan adalah kata-kata mutiara dari para Ulama terdahulu yang keilmuannya sudah mumpuni dan telah memiliki banyak pengalaman dan pelajaran. di samping para santri memahami segala seni kehidupan dan menghafal Mahfudhzat juga agar para santri dapat memiliki pemikiran yang bagus dan memiliki karakter yang mulia.

 المحفوظات للصف الأول



-->

مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai.
Keterangan : maksudnya adalah barang siapa yang berjalan pada jalur yang benar-benar sesuai dengan apa yang ingin di capai, maka sampai lah ia pada tujuannya.
Himah : Maka barang siapa yang ingin mencapai pada impiannya maka pekerjaannya harus sesuai dengan apa yang ingin ia capai.

مَنْ جَدَّ وَجَد 

2. Siapa bersungguh-sungguh, mendapat.
Keterangan : Barang siapa yang bersungguh-sungguh dengan apa yang diinginkan maka dapatlah ia.
Hikmah : bukan hanya parang yang tajam yang bisa memotong batang pohon yang besar tapi parang tumpul pun dapat memotong asalkan bersungguh-sungguh.



مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ

3. Siapa yang sabar beruntung.
Keterangan : Barang siapa yang dapat bersabar atas segala seseuatu maka amanlah ia dari kecelakaan karna kecerobohan dan ketergesa'annya.
Hikmah : Jika ingin beruntung dalam suatu pekerjaan ataupun masalah apapun bersabarlah dan mintalah "pertolongan" kepada Allah SWT.



مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ

4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya.
Keterangan : Sesiapa kebiasaannya berbohong sehingga tertupi kejujurannya, maka sedikitlah yang ingin berteman dengannya.
Hikmah : Kejujuran adalah modal utama untuk mendapat kepercayaan seseorang, maka berkatalah jujur dan tinggalkan perkataan dusta meskipun hanya selingan/candaan.


جَالِسْ أَهْلَ الصِّدْقِ وَالوَفَاءِ

5. Pergaulilah orang yang punya kejujuran dan ketepatan janji.
Keterangan : Bersahabatlah dengan orang-orang yang punya kejujuran dan selalu menepati janjinya.
Hikmah : akhlaq yang terpuji menular dan akhlaq yang buruk pun menular, maka perbaikilah pergaulan dan janganlah bersahabat dengan orang yang buruk perilakunya sedangkan kamu tidak dapat merubah perilaku orang buruk tersebut.



مَوَدَّةُ الصَّدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِّيْقِ

6. Kecintaan teman itu, tampak pada waktu kesempitan.
Keterangan : saat seseorang sedang kesulitan maka teman yang mecintainya adalah yang setia membantu dan memikul kesulitannya sampai hilang kesulitan temannya.
Hikmah : jadilah teman yang dicintai dan mencintai temannya Karna Allah, niscaya akan tumbuhlah cinta sejati.

وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ

7. Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan.
Keterangan : Ikhtiar (Usaha), Doa dan Tawakkal kepada Allah adalah satu kunci untuk mendapat kenikmatan yang sesungguhnya.
Hikmah : janganlah berleha-leha karena kenikmatan itu disaat seseorang bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya dan ia mendapatkannya karena kesungguhannya.



  الصَّبْرُ يُعِيْنُ عَلىَ كُلِّ عَمَلٍ

8. Kesabaran itu menolong setiap pekerjaan.
Keterangan : Kesabaran adalah adalah sikap terbaik saat seseorang belum mencapai impian ataupun sedang mengalami kesulitan.
Hikmah : Allah memerintahkan kita untuk meminta pertolongan kepadanya dengan sikap sabar dan tawakal dalam sholat.



جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا

9. Coba dan perhatikanlah, niscaya Anda akan menjadi orang yang tahu.
Keterangan : Mencoba dan memperhatikan langsung adalah jalan terbaik untuk mengetahui sesuatu dari pada sekedar mendengar dari orang lain karena bisa benar dan bisa juga menyesatkan.
Hikmah : Gagal dalam melakukan sesuatu boleh tapi jangan sampai takut untuk mencoba.



اُطْلُبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَّحْدِ

10. Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.
Keterangan : Menuntut ilmu adalah kebutuhan pokok manusia dari semenjak buaian sampai ajal menjemput.
Hikmah : Untuk mencapai kebaikan dan keindahan di dunia dan akhirat adalah dengan ilmu, maka sudah kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya untuk kebaikan seluruh keluarga di dunia dan akhirat.


بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ

11. Telur hari ini lebih baik dari pada ayam esok hari.
Keterangan : Kesempatan hari ini lebih baik dari pada menunggu dan menunda untuk kesempatan esok hari yang belum pasti.
Hikmah : Bijaklah mengambil kesempatan agar tidak menyesal di kemudian hari.


الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ
12. Waktu itu lebih mahal dari pada emas.
Keterangan : Waktu yang disia-siakan lebih merugikan daripada emas yang hilang, karena jika emas yang hilang kemungkinan akan ditemukan dan dapat diperoleh kembali sedangkan waktu tidak dapat kembali dan tidak pernah peduli kepada orang yang menyia-nyiakannya.
Hikmah : Sebaik-baik orang adalah yang setiap harinya bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, yang meninggalkan banyak tidur, yang selalu mengingat kematian dan yang melakukan aksi bukan banyak bicara.


العَقْلُ السَّلِيْمُ فيِ الجِسِْم السَّلِيْمِ
13. Akal yang sehat itu ada pada badan yang sehat.
Keterangan : Setiap akal yang yang sehat dan baik selalu ada pada jiwa yang sehat dan baik pula, begitupun sebaliknya.
Hikmah : setiap yang mempunyai akal sehat tahu akan porsi tubuhnya dan memanfaat kannya dengan semaksimalnya dengan cara yang terbaik karena tahu kelemahan dan kelebihan diri sendiri.


خَيْرُ جَلِيْسٍ فيِ الزَّمَانِ كِتَابٌ

14. Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku.
Keterangan : Buku adalah teman yang baik di setiap keadaan, karena buku tidak akan pernah berbohong dengan isinya, sejarah dalam keadaan sebelumnya dan bisa memberikan manfaat yang tak terhingga, didalamnya adalah pengalaman dan buah pikiran yang tidak akan cukup umur kita untuk merasakan langsung semua pengalaman dan pemikiran itu.
Hikmah : Biasakanlah membaca buku dan jadikanlah Hobi karena bisa membuka akal, membuka wawasan, mencerahkan pikiran, memberikan pemahaman, mempelajari ideology, hukum dan lain lain tentang dunia.




مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
15. Siapa menanam, mengetam.
Keterangan : Barangsipa yang menanam maka pasti akan menuai hasilnya. Siapa yang tidak menanam sesuatu maka dia tidak berhak untuk mendapatkan apapun. Siapa yang tidak melakukan pekerjaannya maka dia tidak berhak untuk mendapatkan bayarannya. Siapa yang tidak melakukan kebaikan maka tidak berhak atas pahalanya.
Hikmah : Mulailah melakukan sesuatu yang menghasilkan keuntungan dan manfaat daripada melakukan sesuatu yang tidak menghasilkan apapun dan merugikan.

خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلىَ الخَيْرِ

16. Sebaik-baik sahabat itu yang menunjukkan Anda kepada kebaikan.
Keterangan : Baik dan buruknya seorang teman bukankanlah karena sang teman selalu memberikan sesuatu yang menyenangkan saja atau hanya membenarkan setiap kelakuan kita saja akan tetapi yang selalu menasihati langkah kita dan selalu menunjukan kepada perilaku kebaikan, itulah teman yang baik.
Hikmah : Bergaulah dengan teman-teman yang baik, bersahabatlah dengan mereka, dan hindari teman yang menjerumuskan anda pada neraka-NYA.

لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَّاسُ كَاْلبَهَائِمِ

17. Seandainya tidak ada ilmu niscaya manusia itu seperti
binatang.
Keterangan : Jika seorang manusia tidak mempunyai ilmu untuk kebaikan kehidupannya di dunia dan kehidupannya di akhirat maka orang tersebut laksana binatang yang berjalan dengan kedua kaki.
Hikmah : Orang berilmu bukanlah orang yang memikirkan untuk kehidupan didunianya saja tetapi orang yang memikirkan untuk kehidupan di dunia dan kehidupan setelah kematiannya.



العِلْمُ فيِ الصِّغَرِ كَالنَّقْشِ عَلىَ الحَجَرِ

18. Ilmu di waktu kecil itu, laksana ukiran di atas batu.
Keterangan : Mencari ilmu di waktu kecil seperti mengukir di atas batu dan ingatan akan ilmu sangat kuat dan melekat.
Hikmah : kepada orang tua di rumah di anjurkan untuk mendidik anak-anaknya semenjak balita dengan mulai memberikan contoh hal-hal yang positif dan mengajarkan hal-hal baik yang sederhana, bukan menyuguhkan lingkungan yang negative karna berpengaruh kepada sikap dan karasteristik anak di masa depannya.

لَنْ تَرْجِعَ الأَياَّمُ الَّتيِ مَضَتْ

19. Hari-hari yang telah berlalu itu tidak akan kembali. 
Keterangan : Kesalahan yang di ketahui dan dengan sengaja dikerjakan dimasa lalu tidak dapat diulang dan diperbaiki kecuali dengan menyesali tidak mengulanginya, apalagi menyangkut orang lain, maka harus meminta maaf untuk menebus kesalahan sebelum terlambat, karena waktu tidak pernah kasihan dan akan terus berjalan meninggalkan orang yang tidak memanfaatkanya.
Hikmah : Manfaatkan lah waktu dengan sebaik-baiknya dan semaksimalnya, dan jauhilah dengan sekuat-kuatnya sesuatu yang membawa kemudharatan dan dosa.



تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا

20. Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu
besar.
Keterangan : Belajar tanpa mengamalkan = siksa.
Amal tanpa mempunyai ilmu = sia – sia.
Hikmah : Maka kepada para Pendidik, Murobi ataupun Para Guru, supaya memberikan contoh yang baik dan benar dengan apa yang telah di pelajari, memberikan penjelasan yang sejelas jelasnya agar Murid merasa mempunyai dasar yang kuat dalam belajar dan melakukan isi pembelajarannya. Menuntut ilmu adalah kewajiban dan mengamalkannya juga adalah kewajiban.
Semoga tulisan kecil ini dapat menjadi manfaat bagi kita semua.
harapan dari tulisan ini semoga cita-cita untuk menjadikan tulisan ini menjadi sebuah buku kecil tapi bermanfaat besar dapat cepat terwujud.
masih banyak tulisan yang lain yang masih bisa untuk berbagi, tunggu kelanjutannya ya... 
salam Admin Muhammad Nasrullah.
nas.lima5@gmail.com