Page

Senin, 30 Mei 2016

America in Sudan

بدعوة كريمة من إدارة المدرسة الامريكية بالخرطوم افتتح السيد / عميد كلية الفنون الجميلة و التطبيقية د.ابوبكر الهادى أحمد معرضها السنوي حيث إحتوى المعرض على أعمال فنية لطلاب المدرسة ( فسيفساءـ الوان زيتية و الوان مائية ـ واعمال خزفية )،و ستمتد العلاقات بين الكلية و المدرسة الامريكية لآفاق مستقبلية.

Jumat, 01 Januari 2016

Peresmian Masjid Terapung Banten MTB

Drs. KH. Sulaeman Ma'ruf ( tengah )  beserta istri ( kanan ) serta mantan komandan KODIM serang, saat menghadiri undangan peresmian masjid terapung banten (MTB) yg rencananya akan dijadikan icon pariwisata Pantai Anyer.

Minggu, 24 Agustus 2014

Politik Islam

Buku: Fikih Politik Menurut Imam Hasan Al-Banna.

Penulis: Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris.
***
Islam Versi Barat Imperalis
Kondisi yang sangat dipahami Imam Hasan Al-Banna sehingga Beliau merasa perlu untuk mengingatkan umat Islam agar selalu berhati-hati terhadap kondisi tersebut ialah invasi dan serangan Barat terhadap Islam dan upaya pendistorsian konsep Islam. Sementara di sisi lain, usaha Barat untuk mendiskreditkan Islam dengan memberikan embel-embel terhadap umat Islam sebagai kaum terjajah dan terhina. Artinya, memvisualisasikan Islam pada dunia Internasional sebagai agama yang identik dengan ibadah ritual semata dan tak terkait sama sekali dengan pemerintahan, kekuasaan, kekuatan militer, politik dan jihad. Sehingga dalam agamanya, umat Islam tidak dituntut melakukan perjuangan bela negara dan usaha memerdekakannya dari cengkeraman tangan-tangan perampas hak mereka.
Namun kondisi yang pantas disayangkan, pemahaman yang sangat getol dikampanyekan oleh Barat dan kaum imperealis ini, akhirnya benar-benar tersebar di kalangan umat Islam dan mereka hanya diam dan tak berbuat apa-apa, seolah mereka terkesan sepakat dengan pemahaman tersebut. Sehingga mereka mengambil sikap menjauh dari hukum dan politik, konsep jihad, persiapan angkatan militer dan perlawanan layaknya orang-orang bodoh dan takut yang berlepas diri dari kewajiban-kewajiban mereka dalam Islam.
Akhirnya, persoalan tersebut sampai ke titik puncak dan klimaksnya, yaitu ketika muncul kecenderungan sebagian orang yang menisbatkan dirinya sebagai ulama serta ke¬munculan para orientalis fanatis yang secara terang-terangan menyatakan perlawanan terhadap Islam. Dua kelompok ini mulai menggembar-gemborkan propaganda busuk ini.
Di antara mereka tercatat nama-nama sekaliber Ali Abd Ar-Raziq yang pernah menulis sebuah buku berjudul “Al-Islam wa Ushul Al-Hukm” setahun pasca runtuhnya Khilafah Utsmaniyyah yaitu setelah pendeklarasian paham sekularisme dan pemarginalan prinsip Islam dari realita kehidupan secara resmi di negara Turki oleh Mustafa Kemal Attaturk serta pernyataan perang terhadap semua yang berlabel Islam di Khilafah Utsmaniyyah.
Attaturk telah berkali-kali menegaskan paham sekularismenya serta mengingkari baik dengan tidak sengaja, karena kebodohan atau karena pura-pura tidak tahu, ia berasumsi bahwa tidak ada kaitan antara Islam dengan pemerintahan, sehingga negara Islam tidak perlu ada, bahkan Khilafah Utsmaniyyah hanya meninggalkan efek negatif terhadap umat Islam. Lantas karena kebodohannya ia mengungkapkan bahwa misi pengutusan Nabi Mu-hammad SHALLALLAAHU ALAIHI WASALLAM hanyalah menyampaikan dakwah pada umat manusia. Sedangkan pembentukan eksistensi politik umat Islam bukan merupakan misi dakwah Rasulullah.
Attaturk membantah dan mengkritik bila terdapat satu dalil pun, baik dalam Al-Qur`an maupun Sunnah Rasulullah yang mengindikasikan kewajiban kepemimpinan dan pemerintahan Islam. Ia berkata: “Kajian-kajian ulama yang menyatakan berdirinya kepemimpinan Islam dan pengangkatan seorang Imam adalah se¬buah kewajiban Islam, padahal kita tidak me-nemukan satupun di antara mereka yang mengemukakan dalil yang menyatakan kewa¬jiban tersebut dari Al-Qur`an maupun Sunnah.
Alhasil, jika dalam Al-Qur`an benar-benar ada dalil yang menyatakan hal tersebut, maka para ulama tentu tidak ragu-ragu lagi dalam mewajibkannya atau bila ada dalil yang mendekati atau identik dengan pemahaman kewajiban imamah dalam Islam, tentu akan bermunculan para pengusung pemahaman tersebut. Dan faktanya jumlah mereka yang masuk dalam tipikal ini sangat banyak sekali yaitu kelompok yang menganggap dalil yang identik dengan pemahaman tersebut sebagai dalil pokoknya.”
Attaturk telah keliru dengan asumsinya di atas, karena dalam Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah SHALLALLAAHU ALAIHI WASALLAM banyak sekali dalil yang memberikan sinyalemen pada kewajiban kepemimpinan Islam. Di antaranya adalah Firman Allah dalam Qur’an surah An-Nisa 59:
(يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوا اللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَأُولِي اْلأَمْرِ مِنْكُمْ) [النساء :59]
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan Ulil Amri (pemegang kekuasaaan) di antara kamu.
Dan firman Allah dalam Qur’an surah An-Nisa 83:
(وَلَوْ رَدُّوْهُ إِلَى الرَّسُوْلِ وَإِلَى أُولِي اْلأَمْرِ مِنْهُمْ) [النساء: 83]
Artinya: Padahal kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka.
Dan sudah dimaklumi bahwa yang dimaksud dari Ulil Amri pada dua ayat di atas adalah para pemimpin dan pemegang kekuasaan sementara pemegang kekuasaaan tertinggi adalah Imam.
Dan perlu diketahui bahwa asumsi Attaturk di atas, ternyata tidak murni keluar dari pemahamannya, tapi diadopsi dari buku karangan seorang orientalis bernama Thomas Arnold, sebagaimana ia katakan: “jika Anda ingin lebih detail memahami persoalan tersebut, silahkan Anda cari dalam buku Sir Thomas Arnold yang berjudul “Kitab Al-Khilafah” yaitu pada bab kedua dan bab ketiga dari buku tersebut, niscaya Anda akan menemukan jawaban yang memuaskan dalam buku itu. Imam Hasan Al-Banna hidup semasa dengan Attaturk, sehingga Beliau tahu persis tentang persoalan ini dan Beliau telah membantah pendapat tersebut tanpa menyebutkan orang yang mengeluar-kanya. Beliau menamakan konsep Barat yang dipopulerkan kaum orientalis ini dengan istilah Negeri Islam Koloni Barat yang Hina.
Imam Hasan Al-Banna berperan mengakrabkan pemahaman Islam kepada umat manusia sebagai agama aqidah, syariah dan way of life. Beliau membantah konsep-konsep bangsa-bangsa terjajah yang ditujukan pada negara-negara Islam, yaitu konsep-konsep yang mempropagandakan umat Islam untuk tunduk, patuh dan loyal terhadap musuh-musuh mereka yang telah merampas negeri pertiwi, mengotori kesucian tempat-tempat ibadah mereka, menggiring mereka ke tempat-tempat pembantaian di medan peperangan melawan musuh. Sedangkan mereka yang patuh dan loyal ter-sebut yang akan menjadi bahan bakarnya.
Setelah Imam Hasan Al-Banna, pemahaman Islam yang berkembang lebih identik dengan makna di atas, konseptor dari penebar paham tersebut adalah Amerika –setan besar-, istilah yang mereka gunakan adalah “Islam Amerika”. Para pimpinan dan pejabat Amerika yang tinggal di negara-negara Islam sering mengeluarkan pandangan bahwa: “Islam adalah agama yang tidak ada intervensi politik di dalamnya, karena haram hukumnya bagi Anda memasukkan politik dalam agama, tidak ada politik dalam agama, begitu pula kewajiban jihad bukan merupakan bagian dari perintah agama, tapi jihad adalah tindakan terorisme, kekerasan dan ekstrimisme. Karena orang yang membunuh Yahudi yang telah menjajah negerinya dan mengusirnya dari kampung halaman tercinta adalah teroris dan perbuatannya dinamakan tindakan terorisme yang tidak ada lan¬dasannya sama sekali dalam Islam?!”
“Islam versi Amerika” adalah sebuah terminologi Islam yang tak mengenal jihad, tak mengenal politik, Islam yang tidak memiliki pemerintahan dan negara berdaulat apalagi khilafah, Islam yang tak mengenal pemberian sanksi terhadap Amerika yang telah merampas kekayaan umat manusia serta tak mengenal istilah pengusiran terhadap para penebar kefa-sikan, kemaksiatan dan kezaliman terhadap umat manusia.
Berkat pemahaman fiqih politik Islam yang dimiliki, Imam Hasan Al-Banna berhasil membuat umat Islam menjadi umat yang sadar kan hak politik mereka, sehingga bermunculan banyak pergerakan jihad yang berjuang menegakkan misi bahwa Islam adalah agama yang komprehensif, agama yang mengatur semua aspek kehidupan, sehingga umat Islam bertanggung jawab untuk mengarahkan dan memimpin semua aspek tersebut sesuai tuntutan Islam. Di samping itu, timbulnya kesadaran untuk mengusir semua kaum penjajah dan seluruh bentuk penjajahan dari bumi pertiwi serta kesadaran untuk memerangi pemahaman Islam Amerika dengan memberikan penyadaran dan pemberian wawasan politik kepada umat Islam.
Ikhwanul Muslimin dan Politik
Setelah mengemukakan hujjah yang menyatakan bahwa Islam pun berpolitik dengan misi membawa kebahagiaan bagi umat manusia, lalu Beliau menegaskan pernyataan tersebut dengan nash-nash Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah SHALLALLAAHU ALAIHI WASALLAM. Beliau menjelaskan bahwa dikotomi aga¬ma dan politik merupakan virus-virus yang bersumber dari Barat yang telah menular kepada para pemimpin dan pejabat pemerintahan di negeri-negeri Islam. Imam Hasan Al-Banna mengumAndangkan Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan dakwah Islam yang menyerukan pada pemahaman Islam yang komperhensif yaitu Islam yang berlandaskan pada politik yang mengatur semua aspek kehidupan manusia.
Imam Hasan Al-Banna pernah berkata: “Wahai para pemegang kekuasaan, ketahuilah bahwa Allah telah mengetahui bahwa kader-kader Ikhwanul Muslimin adalah para politisi dan kader Ikhwan tidak akan pernah berasal dari non-muslim serta Ikhwanul Muslimin tidak memisahkan poitik dari agama”.
Siapa pun yang mengira bahwa Islam tidak menyentuh wilayah politik atau berprasangka bahwa politik bukan tema pembahasan dalam Islam, maka sesungguhnya ia telah menzhalimi dirinya dan telah menganiaya ilmunya. Saya tidak mengatakan bahwa mereka telah menzhalimi Islam, karena Islam adalah syariat Allah yang tak akan pernah tersentuh oleh kebatilan, baik yang datang dari depan maupun dari belakang.
Betapa indahnya ungkapan Ghazali berikut: “ketahuilah bahwa Islam adalah pokok, sementara pemerintahan adalah penjaganya, sesuatu yang tidak punya pokok akan hancur dan sesuatu yang tak terjaga tentu akan hilang. Sebuah negara Islam tidak akan pernah berada dalam asas dakwah yang kokoh sehingga negara itu memiliki misi risalah Islam, bukan sekedar menyusun formasi administratif dan pemerintahan secara fisik yang tak memiliki ruh. Demikian pula halnya dakwah tak akan berjalan lancar kecuali dengan perlindungan, bantuan dan dukungan dari negara Islam”.
Imam Hasan Al-Banna telah menjelaskan strategi politik Ikhwanul Muslimin dengan sangat gamblang sekali dalam sebuah ceramah Beliau berjudul: “Ikhwanul Muslimin dan Politik” yang termasuk dalam risalah “Ila Ayyi Syai’i Nad’u An-Naasa”.
Dalam ceramah tersebut Beliau berkata: “Wahai umat Islam, kami memanggil kalian semua, Al-Qur`an yang berada di tangan kanan kami, Sunnah berada di kiri kami, tindakan para pendahulu kita (slafus shalih) yang shalih menjadi panutan kami, dari hati yang paling dalam kami mengajak umat Islam untuk kembali pada Islam, hukum Islam dan petunjuk-petunjuknya. Jika semua hal di atas diistilahkan dengan politik, maka itulah politik kami. Jika orang yang memperjuangkan hal-hal tersebut mereka juluki para politisi, maka kamilah yang paling pantas dijuluki para politisi tersebut.
Karakter politik Islam tidak lain adalah politik yang mempunyai misi perwujudan kebahagiaan hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat, maka hendaklah Anda memiliki etika politik seperti itu, ajaklah rekan-rekan Anda serta berpegang teguhlah pada etika politik yang memprioritaskan kebanggaan terhadap akhirat .
Dalam kongres VI, Imam Hasan Al-Banna menyampaikan dalam orasinya: “Jika kita dikenal sebagai para politisi, itu artinya karena kita memiliki kepedulian dan perhatian terhadap kondisi umat Islam dan karena kita yakin bahwa pemerintahan merupakan salah satu elemen dari sekian banyak aturan-aturan Islam, bahwasanya kebebasan berpolitik dan rasa patriotisme merupakan salah satu penyangganya. Kita berjuang dengan segala kemampuan demi kebebasan politik dan reformasi para aparat pemerintahan.
Kita sadar bahwa pembahasan ini bukan barang baru, hal ini dipahami oleh semua orang yang mengkaji Islam dengan kacamata yang benar. Sementara keberadaan jamaah Ikhwanul Muslimin dan keberadaan kita adalah semata-mata merealisasikan misi-misi tersebut dan kita tidak akan menyimpang dari jalan dakwa ini meski sehelai rambut sekalipun. Dakwah yang dituntut Islam terhadap Muslim tidak terbatas hanya sebagai ungkapan nasehat dan wejangan semata, tapi Islam selalu memotivasi umatnya untuk berjuang dan berjihad.
Firrnan Allah QS. Al-‘An¬kabut 69:
(وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ) [العنكبوت: 69]
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

http://www.eramuslim.com/manhaj-dakwah/fikih-siyasi/ikhwanul-muslimin-dan-politik.htm#.U_tWvcV_uuo

Selasa, 01 Oktober 2013

Dubes Paraguay Masuk Islam setelah Bertemu gadis Tapanuli

Dakwatunasantri - Duta Besar Republik Paraguay untuk Indonesia memeluk Agama Islam pada 27 September baru baru ini, Cecar Estebon Grillion  mengakui dirinya  telah lama dia tertarik dengan Islam dan mempelajarinya.  Terutama setelah bertemu dengan seorang wanita dari Tapanuli bernama Yulli Setyohadi yang rencananya Nopember depan dipersunting menjadi istri.
Cesar berjanji, pengislaman dia, bukan sekedar perayaan. Tapi benar-benar akan menjadi seorang Muslim yang baik dan menjalankan syari’ah dengan benar. Cesar juga menyatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi, pasti mempunyai tujuan. Semua tidak terjadi dan berlalu begitu saja. Semua sudah diatur oleh Allah.
“Tidak dapat saya gambarkan betapa dasyatnya proses yang saya alami sebelum mengambil keputusan penting dalam hidup saya untuk menjadi mu’allaf. Hidup di Indonesia, dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya yang sangat luar biasa, ikut memicu saya untuk menentukan menjadi muallaf,” ujar Cecar dikutip laman Kemenag, Jumat (27/09/2013).
Imam besar Masjid Istiqlal mengatakan, bahwa Cesar masuk Islam atas keinginan pribadi dan tanpa paksaan atau tekanan dari siapa pun, namun karena hidayah dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Sementara, dalam sambutannya, Menag Suryadharma Ali berharap, masuk Islam-nya Cesar, mampu memberi inspirasi bagi kepada yang lainnya untuk mengambil jalan yang diridhai Allah.
“Kita doakan, semoga iman beliau semakin kuat, mampu menjadi Muslim shaleh, mudah-mudahan memberi keberkahan”, doa Menag.
Seperti diketahui, Cesar memeluk Islam dengan dibimbing langsung Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustapha Ya’qub dan disaksikan Menteri Agama Suryadharma Ali, Duta Besar Sudan dan ribuan jama’ah Shalat Jum’at di Masjid Istiqlal siang tadi.
“Asyhadu anla Ilaha illa Allah, Waasyhadu anna Muhammad ar Rasulullah,” kata Cecar, yang langsung disambut “Takbir dan Hamdalah” ribuan jama’ah yang menyaksikan.*
Sumber : Hidayatullah.com
Rep: Akbar Muzakki
Editor: Cholis Akbar

Hikmah Medis di Balik Hadits “Padamkan Lampu Jika Hendak Tidur”

Tidur dengan lampu mati - ilustrasi (foto Hajrimz)
"Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman" (HR.Muttafaq'alaih).

Rasulullah mengatakan tentang itu lebih dari 14 abad yang lalu. Ternyata, di abad modern yang serba tehnologi ini baru diketahui manfaat medis dari tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk memadamkan lampu ketika hendak tidur.

Seperti yang ditulis Ustadz Yusuf Mansur, ahli biologi Joan Robert mengungkapkan bahwa tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya. Hormon melatonin ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker prostat. Orang yang tidur dalam kondisi gelap, maka tubuhnya bisa memproduksi hormon ini.

Sebaliknya, tidur dengan lampu menyala di malam hari, sekecil apapun sinarnya menyebabkan produksi hormon melatonin terhenti..

Pentingnya tidur di malam hari dengan mematikan lampu juga diteliti oleh para ilmuwan dari Inggris. Peneliti menemukan bahwa ketika cahaya dihidupkan pada malam hari, bisa memicu ekpresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia yang diadakan di London juga menyatakan bahwa orang bisa menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.

Subhanallah... demikian luar biasa tuntunan Rasulullah. Setelah berabad-abad, hikmah medisnya baru terugkap. Wallahu a’lam bish shawab.


 [Sumber: Fanpage ustad Yusuf Mansyur]

Senin, 30 September 2013

Pantaskah Saya Bertaubat ?


pantaskan bertaubat

Pertanya'an:

Saya bagus 23 tahun, saya dulu adalah seorang lelaki yang bisa dibilang tidak baik, karna dosa dosa yang saya buat, berzina, minum2 keras, meninggalkan shalat, obat2an, dan masih banyak lagi,,, apakah pantas saya bertaubat kembali kejalan yang lurus? Bisakah dosa dosa saya yang lalu itu terhapus?
Dari: Bagus N.

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Tidak ada yang bisa menghalangi anda untuk bertaubat. Siapapun orangnya, sebesar apapun dosanya, dia berhak mandapatkan ampunan Allah dan kasih sayang-Nya, selama dia bersedia untuk bertaubat. Bahkan Allah sendiri telah menawarkan kepada seluruh hamba-Nya, terutama mereka yang telah hanyut dalam berbagai macam dosa dan maksiat, agar mereka tidak berputus asa untuk mengharapkan rahmat Allah.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53)
Namun untuk bisa mendapatkan rahmat dan ampunan Allah, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah bertaubat. Karena itu, dalam lanjutan ayat, Allah menegaskan

وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

Bertaubatlah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. az-Zumar: 54)

Bukti Taubat

Inti taubat adalah menyesali perbuatan maksiat yang pernah dilakukan, meninggalkannya dan bertekad untuk tidak mengulangi. Yang semuanya dilakukan secara ikhlas karena Allah, bukan karena tendensi dunia.

Kemudian, diantara bukti taubat adalah meninggal komunitas dan lingkungan yang menjadi motivasi dirinya untuk kembali melakukan maksiat.

Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan,

كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا، فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ، فَأَتَاهُ فَقَالَ: إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: لَا، فَقَتَلَهُ، فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ، فَقَالَ: إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ؟ انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا، فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللهَ فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ، وَلَا تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ، فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ

Di masa silam, di zaman umat sebelum kalian, ada seseorang yang telah membunuh 99 nyawa. Kemudian dia bertanya, dimanakah orang yang paling memahami ilmu di daerah ini. Diapun disarankan untuk menemui seorang rahib (ahli ibadah, gersang ilmu agama). Orang inipun mendatanginya. Dia ditanya, ’Orang ini telah membunuh 99 nyawa, apakah masih ada kesempatan untuk bertaubat?’ ’Tidak ada.’ Jawab si rahib. Diapun langsung membunuh si rahib, sehingga genap 100 nyawa.

Kemudian dia bertanya lagi, dimana orang yang paling berilmu di daerah ini, kemudian dia disarankan untuk menemui seorang ulama. Dia ditanya, ’Orang ini telah membunuh 100 nyawa, apakah masih ada kesempatan untuk bertaubat?’ Jawab sang ulama, ’Ya, dia punya kesempatan untuk bertaubat. Dan siapa yang lencang menghalanginya untuk bertaubat? Pergilah menuju daerah itu, karena di sana ada masyarakat uang beribadah kepada Allah (mentauhidkan Allah), dan beribadahlah kepada Allah bersama mereka. Dan jangan kembali ke negeri asalmu, karena itu kampung jelek.’
Orang inipun pergi menuju daerah yang disarankan. Ketika di tengah jalan, datang malaikat kematian, mencabut nyawanya. Hingga malaikat rahmat dan malaikat adzab berdebat (siapakah yang lebih berhak membawa ruhnya). Malaikat rahmat mengatakan, ’Dia telah bertaubat, menghadapkan dirinya menuju Allah.’ Malaikat adzab mengatakan, ’Dia belum melakukan amal soleh sedikitpun.’
Kemudian datanglah seorang malaikat berwujud manusia, merekapun menjadikannya sebagai penengah. Malaikat penengah ini mengatakan, ”Bandingkan jarak antara tempat kematiannya dengan daerah asal dan daerah tujuannya. Mana yang lebih dekat, maka dia yang menang.” merekapun mengukur jaraknya, ternyata jarak menuju daerah tujuan lebih dekat. Lalu dia dibawa oleh Malaikat rahmat. (HR. Bukhari 3470 & Muslim 2766).
Anda bisa perhatikan hadis di atas,

1. Ketika si rahib ditanya, dia memberi jawaban yang salah. Akibatnya, nyawanya melayang. Ini menunjukkan betapa bahayanya ahli ibadah yang bodoh masalah agama. Masyarakat menganggapnya orang hebat, tempat rujukan agama, namun ketika ditanya, dia memberikan jawaban yang menyesatkan.

2. Ketika sang ulama ditanya, dia memberikan jawaban benar dan menenangkan, serta menyebutkan solusinya. Itulah jasa besar seorang alim, dia bagaiman cahaya bagi masyarakat yang sedang menyusuri gelapnya kehidupan.

3. Saran yang diberikan orang alim kepada si pembunuh adalah berpindah dari komunitasnya yang buruk, menuju lingkungan dan komunitas yang baik. Karena komunitas memberikan pengaruh luar biasa terhadap agama, kepribadian dan akhlak seseorang. Seseorang bisa menjadi baik karena komunnitas, demikian pula dia bisa menjadi bejat, karena komunitas. Karena itu, omong kosong ketika ada orang yang mengaku telah bertaubat dari zina, namun dia masih aktif menjalin pergaulan bebas. Sikapnya menunjukkan taubatnya belum serius.
Demikian pula, omong kosong ketika seseorang mengaku telah bertaubat dari minuman keras atau judi, sementara dia masih bergaul akrab dengan para pecandu miras dan penjudi.

4. Diantara indikator negeri yang baik adalah tauhid. Sang ulama menyebutkan ciri negeri yang baik, ’di sana ada masyarakat uang beribadah kepada Allah’ dan seseorang baru dianggap beribadah kepada Allah, ketika dia menyembah Allah dan membenci semua bentuk penyembahan kepada selain Allah.

5. Orang yang telah bertaubat dengan serius, dia tergolong orang baik, meskipun dia meninggal sebelum sempat beramal. Berbeda dengan mereka yang ada kesempatan untuk beramal, namun dia enggan beramal, maka dia berhak dianggap sebagai orang jelek.
Allahu a’lam


Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

New Nasheed about Aisha R.A

Alhamdulilah, Faksi Mujahidin Suriah Bersatu Membentuk Pasukan "Jays Al Islam"

 Upaya revolusi terhadap rezim Syiah, Bashar Al Assad terus digelorakan, Alhamdulilah kabar gembira datang dari Mujahidin di Suriah.

Kabar gembira tersebut adalah berupa penyatuan kekuatan kaum Muslimin dalam brigade-brigade dan batalion jihad yang lebih besar, sebelumnya dibawah payung Free Syrian Army (FSA) kini menjadi kelompok lebih besar dengan nama "Jays Al Islam" (Tentara Islam).

Penyatuan kekuatan 50 Faksi mujahidin Suriah yang diumumkan hari Ahad (29/9/13) kemarin, semakin menegaskan arah dari perjuangan Mujahidin Suriah yang bukan hanya sekedar mengganti rezim dan menggulingkan Bashar Assad namun berupaya terus menegakkan Islam.

Sebagaimana dikutip dari Fimadani, Senin (30/9/2013), "Jays Al Islam" (Tentara Islam) ini akan dipimpin oleh Syaikh Muhammad Zahran ibn Abdullah Alusy (Abu Abdullah) yang ditunjuk sebagai Panglima Pasukan.

Berikut ini 50 Faksi Mujahidin Suriah yang menyatakan bergabung dalam “JAYS AL-ISLAM” untuk membangun Kekuatan Militer Islam terbaru di Suriah tersebut.

1. Liwa Jays Al-Islam
3. Liwa Jays Muslimin
4. Liwa Saiful Haqq
5. Liwa Nusur Syam
6. Liwa Basya-ir An Nashr
7. Liwa Fath Syam
8. Liwa Daraa Al-Ghoutah
9. Kataib As-Shiddiq
10. Liwa Tauhid Al-Islam
11. Kataib Janub Al-Ashimah
12. Liwa Badr
13. ‘Umar bin Abdul Aziz
14. Liwa Junud At-Tauhid
15. Liwa Saiful Islam
16. ‘Umar ibn Khattab
17. Liwa Mu’adz ibn Jabal
18. Liwa Al-Faruq
19. Liwa Zubair ibn Awwam
20. Liwa zi An-Nurain
21. Liwa Al-Anshar
22. Liwa Hamzah
23. Liwa Ad-Difa’ Al-Jawwi
24. Liwa Al-Midfa’iyah was Shawarikh
25. Liwa’ AL-Mudarra’at
26. Liwa Al-Isyarah
27. Liwa Baibarz
28. Liwa Saiful Haq
29. Liwa Maghawir Qalamun
30. Liwa ‘Ibad ar-Rahman
31. Liwa Murabithin
32. Liwa Al-Badiyah
33. Liwa Anshar Sunnah
34. Liwa Ahlul Bayt
35. Liwa Syuhada Al-atarib
36. Liwa Jabhah As-Sahil
37. Liwa ‘Ain Jalut
38. Kataib Anshar Tawhid
39. Kataib Al-Mujahidin
40. Kataib Shuqur Abi Dahanah
41. Kataib As-Sunnah
42. Kataib Al-Anshar
43. Kataib Al-Barra ibn ‘Azib
44. Kataib Syabab Al-Islam
45. Katiba Ali ibn ABi Thalib
46.Katiba Thalhah ibn Abdillah
47. Katiba Al-Isytihadiyin
48. Katiba Rayat Al-Haqq
49. Katiba Dar’ul Islam
50. Katiba Al-Asyayir


Sumber : Islammedia